Pada saat baru masuk di
kelas 7, aku masih kurang banyak berteman. Pada saat itu, aku seperti biasanya
melakukan stalk dan akhirnya menemukan photo mantanku bersama 2 orang lain.
Saat itu aku hanya berniat untuk memotong photo tersebut bagian mantanku saja.
Dan aku men-share photo tersebut kea kun facebook, yang aku share photo full
dan hasil potongan. Awalnya aku tak menyangka, tetapi ternyata diphoto tersebut
terdapat temanku yang sekelas denganku. Karna photo itu, ia diejek dan
diperbincangkan. Aku tidak sengaja
dengan hal itu, sungguh aku menyesal.
Aku kasihan dengannya. Ia sering diperlakukan begitu, teman-teman banyak yang
tak menyukainya.
Dan pada saat aku masuk
kelas 9 aku sekelas lagi dengannya. Dengan berjalannya waktu, aku pacaran
dengan teman sebangkunya yang dekat dengan dia sejak kelas 7. Karena hal itu, aku juga menjadi dekat
dengannya. Jika aku ada masalah dengan pacarku aku bicarakan dengannya. Dan
pada saat aku sedang berbicara dan tertawa, dia memanggilku serta mengatakan
“Cha kalau kamu ada masalah atau apa, cerita saja padaku. Siapa tau aku bisa
membantu”. Karna ucapannya itu aku terdiam melihatnya, dan memikirkan kenapa
begini?. Aku berterima kasih dengannya.
Setelah 3 bulan aku
pacaran dengan temannya itu, aku pun mengakhiri hubungan tersebut dikarnakan
pacarku itu berbohong denganku. Ia hanya mempermainkanku saja. Aku sangat
menyesal mengapa aku mempercayainya? Mengapa aku jatuh cinta dengannya? Orang
yang dekat denganku yaitu teman sebangku mantanku itu sebut saja Young Jae namanya.
Ia membuatku tenang, membuatku merasa “Ya sudahlah, namanya juga kehidupan.
Biarkanlah itu terjadi sedemikian rupa, lagipula karma berlaku.” Lantas aku dan
Young Jae menjalani hari-hari sebagai teman dekat yang saling sharing kesedihan
serta kebahagiaan. Young Jae sudah ada gebetan, aku selalu membantunya. Dikala
itu aku juga dekat dengan gebetannya, gebetannya suka cerita banyak denganku
aku pun juga sering menyampaikan perasaan hati atau perkataan dari Young Jae
sendiri. Aku merasa senang dapat membantu mereka saling dekat satu sama lain.
Tetapi terkadang aku juga merasa sedih, entah ada apa denganku ini. Aku juga
sering kesal dengan gebetannya yang hanya ingin memanfaatkan Young Jae. Young
Jae sudah berusaha sangat besar tetapi hasilnya? Sia-sia saja. Andai aku dapat membantu lebih banyak, aku tak bisa
melihat teman dekatku itu sedih.
Waktu pun cepat
berjalan, Young Jae telah mulai melupakan gebetannya itu. Dan aku dengannya
sudah menjadi sahabat yang dekat. Kami berdua sangat dekat sekali. Mantanku, temannya,
serta temanku mengira bahwa kami saling menyukai. Bahkan keluargaku juga
mengira demikian. Aku merasa risih dengan tanggapan mereka terhadap kami. Kami
berdua hanyalah sebatas sahabat tak lebih. Aku juga merasa kasihan dan tidak
enak dengan Young Jae, karna dengan ia menjadi sahabatku ia makin
diperbincangkan dan dijelek-jelekan dengan teman-temannya dan temanku.
Tetapi pada akhirnya
kami berdua tetap menjalani persahabatan ini. Tanpa mendengarkan ucapan atau
tanggapan mereka semua alias menghiraukannya. Jika diperhatikan, aku dan Young
Jae memang aneh. Aku merasa sahabat tak begini, sahabat ya biasa saja. Lah ini?
Mengapa seperti orang yang saling jatuh cinta?. Aku tak merasa GR, tetapi
inilah yang ada. Aku melihat sisi sudut pandang yang lain. Benar juga tanggapan
teman yang lain. Ini tidak normal, tak biasa. Akupun merasakan perasaan yang
berbeda, aku jatuh cinta dengannya. Aku sangat kesal dengan diriku sendiri,
mengapa aku suka dengannya? Sahabat tak boleh begini! Aku harus menahannya.
Waktu jalan terus
menerus dan sama keadaannya. Aku tambah merasa suka, aku juga lelah dengan hal
ini. Aku sangat kesal, lalu akupun menyatakan hal perasaan aku dengannya. Ia
tak bisa, karna alasan yang entah sampai sekarang aku tak tau alasan apa itu.
Aku dan dia sering atau
beberapa kali mengalami masa dimana kami tak berkomunikasi. Karna lelahnya
perasaanku dengan dirinya. Dan sekarang kami kelas 10, sekarang kami berdua
sangat berubah drastis. Aku berpikir bahwa dia telah menyukai orang lain. Dan
pemikiranku ini ada benarnya karna aku telah mendapatkan bukti tersebut. Aku
kesal dan sakit hati juga, hampir 1 bulan penuh kami tak berkomunikasi dan tak
saling menatap satu sama lain alias tak bertemu. Saat itu adalah saat yang
paling lama kami tak berkomunikasi.
Sampai sekarang
pembicaraan kami hanya sebatas menyapa, memberi selamat pagi ataupun malam,
serta menanyakan sedang apa dimana. Hanya itu saja. Aku telah terbiasa
sekarang, walaupun rasa sakit itu masih ada. Aku telah menghadapi semua ini dan
persahabatan yang dekat ini sekitar 1 tahun 3 bulan. Sekarang aku sedang focus
dengan pendidikanku, tetapi terkadang aku juga merasa kesepian. Aku harus
melewatinya aku harus kuat dengan hal yang kujalani. Ada saatnya nanti aku
menemukan seseorang yang dapat bersamaku. Aku berharap aku dapat melewati
hari-hari dengan semangat yang ada. Mendapatkan keceriaan kebahagian kesedihan
serta sakit yang ada.